INSKA NEWS,Jakarta ,17 MEI 2015– Kejaksaan Agung Republik Indonesia saat ini menjadi sorotan publik setelah dijaga ketat oleh personel TNI bersenjata lengkap. Sejumlah media dan media sosial telah memberitakan perihal pengamanan ini, yang disebut-sebut berkaitan dengan upaya Kejagung dalam membongkar dugaan kasus korupsi besar yang melibatkan oknum petinggi Polri, khususnya dari satuan Brimob.
Jaksa Agung ST Burhanuddin, dalam keterangannya kepada anggota DPR RI, mengungkap bahwa pengamanan ketat oleh TNI dilakukan karena adanya potensi ancaman terhadap institusinya, termasuk dugaan rencana pembakaran gedung Kejaksaan, baik di pusat maupun daerah. Ia menyatakan bahwa saat ini Kejagung sedang menyelidiki keterlibatan oknum Brimob dalam kasus tambang dan lahan kelapa sawit.
“Beberapa waktu lalu ada oknum Brimob yang kami serahkan ke Polri, namun kami tidak memantau lagi perkembangannya. Meski begitu, kami tidak tinggal diam dan akan terus menyelidiki siapa yang berada di balik kasus ini,” tegas Burhanuddin.
Lebih lanjut, ia juga mengungkap bahwa dirinya pernah ditawari suap senilai Rp 2 triliun oleh seorang oknum jenderal militer, namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah. Ia menduga kasus besar seperti skandal korupsi timah yang merugikan negara hingga Rp 300 triliun memiliki keterkaitan dengan sejumlah pihak berpengaruh.
Secara terpisah, seorang praktisi intelijen menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengundang sejumlah konglomerat bukan untuk menunjukkan keberpihakan kepada para pemilik modal besar, melainkan untuk memberi peringatan agar tidak menyalahgunakan kekuatan atau “membackup” kegiatan ilegal dengan dukungan oknum aparat, baik dari TNI maupun Polri.
Langkah-langkah ini dipandang sebagai bagian dari upaya pemerintah menegakkan hukum tanpa pandang bulu, serta memastikan bahwa institusi penegak hukum tetap berdiri tegak di atas kepentingan rakyat dan negara, bukan di bawah bayang-bayang kekuasaan ekonomi( ATril)