INSKA NEWS, New York, 15 Juli 2025 – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, diundang secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghadiri High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF). Forum yang berlangsung di markas besar PBB, New York, pada Senin (14/7), menjadi momentum penting bagi Jakarta dalam memperkuat perannya sebagai kota global yang inklusif, resilien, dan berkelanjutan.
Gubernur Pramono hadir bersama Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mewakili Indonesia dalam forum yang dihadiri para pemimpin dunia, diplomat, serta kepala pemerintahan daerah dari berbagai negara. Kehadiran Jakarta dalam HLPF mencerminkan pengakuan internasional atas transformasi kota ini menuju pembangunan berkelanjutan.
Forum Strategis Bahas Tantangan Global
HLPF merupakan forum politik tahunan tingkat tinggi yang membahas capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan berbagai tantangan global, mulai dari krisis iklim, urbanisasi, hingga kesenjangan sosial. Tahun ini, forum berlangsung pada 14–23 Juli dengan tema:
“Advancing Sustainable, Inclusive and Evidence-Based Solutions for the 2030 Agenda with No One Left Behind.”
Sebanyak 37 negara dijadwalkan menyampaikan Voluntary National Reviews (VNRs), termasuk Indonesia, yang akan memaparkan capaian, tantangan, serta praktik baik implementasi SDGs di berbagai sektor.
Jakarta Naik Kelas Jadi Kota Global
Dalam pidatonya, Gubernur Pramono menekankan bahwa Jakarta harus naik kelas dan berperan aktif dalam diplomasi internasional.
“Jakarta bukan lagi sekadar ibu kota administratif. Kami harus menjadi kota global yang memiliki daya saing dan berkontribusi dalam penyelesaian isu-isu global,” ujarnya.
Pramono mengungkapkan bahwa Jakarta saat ini tengah menjalankan program strategis, antara lain:
Transisi energi bersih untuk mengurangi emisi karbon,
Digitalisasi layanan publik demi meningkatkan efisiensi dan transparansi,
Penguatan ekonomi hijau berbasis komunitas untuk menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan.
Menurutnya, keberhasilan kota dalam menghadapi tantangan modern tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan melalui kolaborasi antarkota dan negara.
“Urbanisasi, perubahan iklim, dan kesenjangan sosial adalah masalah bersama. Hanya dengan kerja sama kita bisa menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Inisiatif Jakarta Sebagai ASEAN Hub
Selain membahas isu global, Pramono juga menyoroti inisiatif Jakarta sebagai ASEAN Hub. Konsep ini bertujuan menjadikan Jakarta sebagai pusat inovasi, kolaborasi, dan kerja sama kawasan Asia Tenggara, terutama dalam bidang ekonomi hijau, teknologi, dan tata kelola perkotaan.
“Langkah ini menegaskan posisi Jakarta sebagai kota yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi dinamika global,” katanya.
Dukungan Pemerintah Pusat untuk Diplomasi Kota
Wamenlu Arrmanatha Nasir menilai partisipasi Jakarta dalam HLPF sebagai bukti bahwa diplomasi Indonesia kini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, tetapi juga entitas subnasional seperti pemerintah daerah.
“Kehadiran Jakarta memperkuat citra Indonesia di panggung internasional. Ini membuka ruang bagi kota-kota lain di Indonesia untuk lebih aktif dalam jaringan kota dunia seperti C40, UCLG, dan ICLEI,” ungkap Arrmanatha.
Menurutnya, diplomasi kota menjadi strategi masa depan dalam memperjuangkan kepentingan nasional sekaligus mendukung pencapaian SDGs di tingkat lokal dan global.
Misi Jakarta Menuju 2030P
artisipasi Jakarta dalam forum PBB ini diharapkan dapat memperkuat komitmen dan aksi nyata dalam mencapai agenda 2030. Melalui inisiatif transisi energi, pengurangan emisi, digitalisasi, dan penguatan ekonomi hijau, Jakarta menargetkan untuk menjadi kota berkelas dunia yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Forum ini juga memberikan peluang bagi Jakarta untuk membangun kemitraan global, mengakses inovasi teknologi, serta belajar dari praktik terbaik kota-kota lain di dunia.
“Jakarta ingin menjadi bagian dari solusi global, bukan sekadar penonton,” tegas Gubernur Pramono sebelum mengakhiri keterangannya.
Dengan langkah ini, Jakarta bukan hanya mencatat sejarah baru di PBB, tetapi juga menegaskan transformasi menuju kota masa depan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
(Kus)