INSKA NEWS, Lampung Utara, 3 Agustus 2025 — Musim panen kopi di Desa Sukamulya, Kecamatan Tanjung Raja, wilayah Wai Gendot, Lampung Utara, membawa angin segar bagi para petani meski diiringi penurunan harga jual. Hasil panen tahun ini tercatat lebih melimpah dibanding tahun sebelumnya, memberikan harapan baru bagi keberlangsungan ekonomi pertanian di daerah tersebut.
Harga Turun, Produksi Naik
Menurut salah seorang petani kopi setempat, Bapak Ahdi, harga kopi siap jual saat ini berada di kisaran Rp 45.000 per kilogram, lebih rendah dibanding tahun lalu yang sempat menyentuh angka di atas Rp 50.000 per kilogram. Meski demikian, ia tetap merasa bersyukur karena volume panen meningkat secara signifikan.
“Alhamdulillah, walaupun harga turun, hasil panen tahun ini jauh lebih banyak. Kami bisa menutupi selisih harga dengan jumlah produksi yang meningkat,” ujar Bapak Ahdi saat ditemui di kebun kopinya.
Cuaca Mendukung dan Perawatan Intensif
Peningkatan hasil panen ini tidak lepas dari faktor cuaca yang relatif stabil sepanjang musim tanam serta perawatan tanaman yang lebih intensif oleh para petani. Banyak petani mulai menerapkan teknik pemangkasan dan pemupukan alami untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
Para petani berharap pemerintah daerah dan pelaku industri kopi dapat membantu menstabilkan harga serta membuka akses pasar yang lebih luas. Dengan kualitas biji kopi yang terus meningkat, kopi Sukamulya dinilai memiliki potensi besar untuk menembus pasar nasional bahkan ekspor.
“Kami ingin kopi Sukamulya dikenal lebih luas. Kalau ada dukungan dari pemerintah dan koperasi, kami yakin bisa berkembang,” tambah Bapak Ahdi.
Selain sebagai komoditas unggulan, Beberapa warga mulai terinspirasi mengolah kopi menjadi produk siap konsumsi seperti bubuk kemasan dan minuman seduh instan berpotensi menambah pendapatan petani.
Demikian. (Atmo).