INSKA NEWS,Jakarta, 03-Desember-2025. Gelandang muda berdarah Indonesia-Belanda, Ivar Jenner, resmi mengumumkan bahwa musim 2025/2026 akan menjadi musim terakhirnya bersama FC Utrecht. Hal ini menjadi penegasan setelah kontraknya di klub Belanda itu tidak akan diperpanjang.
“Situasi saya di klub (FC Utrecht) saat ini sedikit berbeda. Ini adalah musim terakhir saya di klub,” ujar Ivar setelah laga uji coba bersama Timnas Indonesia U-22 — menegaskan bahwa ia memilih untuk tidak memperpanjang kontrak.
Keputusan ini dilatarbelakangi oleh menurunnya menit bermain sang pemain selama musim berjalan. Meski Ivar sempat mengikuti latihan skuad senior dan dipromosikan dari tim muda (Jong Utrecht) ke tim utama, kenyataannya kesempatan tampil di tim senior nyaris tidak datang.
Menurut catatan musim ini, meskipun sudah masuk dalam skuad senior sebanyak 12 kali, Ivar hanya bermain total 34 menit — angka yang jauh dari ekspektasi seorang pemain yang butuh jam terbang untuk berkembang.
Sebelumnya, Ivar sempat tampil reguler bersama Jong Utrecht: pada musim lalu ia menjadi starter 25 dari 26 laga. Namun transisi ke tim senior justru membuatnya sering “terbuang” ke tim cadangan, dan situasi ini membuatnya merasa bahwa klub tidak lagi ideal sebagai tempat berkembang.
Dengan keputusan hengkang dari Utrecht, Ivar menegaskan bahwa fokusnya sekarang adalah membela Timnas Indonesia — khususnya untuk ajang SEA Games 2025. Ia berharap dengan mendapatkan klub baru, ia bisa meraih menit bermain lebih banyak dan memperkuat performanya menjelang turnamen penting tersebut.
Penampilan Ivar bersama Timnas baru-baru ini disambut antusias oleh pelatih timnas, yang menilai sang gelandang tampil meyakinkan dalam dua laga uji coba melawan Mali U-22. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ivar berada dalam kondisi terbaik ketika dipercaya menjadi starter — sebuah sinyal bahwa ia bisa menjadi bagian penting dari skuad SEA Games.
Berita hengkangnya Ivar dari Utrecht segera memunculkan spekulasi mengenai klub anyar yang bisa diperkuatnya. Salah satu kandidat kuat adalah Persija Jakarta. Klub ibukota itu menyatakan siap menampung Ivar, apalagi kontraknya segera habis pada pertengahan 2026.
Menurut pernyataan dari direktur Persija, jika pelatih klub merasa Ivar bisa memperkuat skuad, manajemen terbuka mendatangkannya — selama anggaran klub tetap sesuai rencana.
Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan pelatih. Persija tampak berhati-hari dalam merekrut, mengingat dinamikanya harus sesuai target tim.
Selain Persija, tidak menutup kemungkinan Ivar juga dilirik oleh klub lain — baik di Eropa, maupun di Indonesia — tergantung sejauh mana negosiasi berjalan setelah ia resmi berstatus pemain bebas transfer.
Keputusan Ivar untuk hengkang dari klub Eropa dan kemungkinan kembali memperkuat klub di Indonesia menggugah pendapat beragam di kalangan penggemar dan analis sepak bola.
Bagi sebagian pihak, langkah ini dianggap realistis: lebih baik mencari menit bermain reguler daripada terjebak di bangku cadangan, terlebih di usia muda saat perkembangan karier sangat penting.
Di sisi lain, ada yang memandang bahwa kembali ke tanah air akan mengurangi peluang Ivar tampil di level Eropa — padahal kompetisi di Belanda sering dinilai sebagai jalan ideal bagi pemain muda berkembang dan diekspos ke liga-liga top benua biru.
Namun, dengan status bebas transfer, Ivar memiliki kebebasan memilih: apakah ia ingin mengejar jam terbang langsung di Indonesia — memperkuat skuad nasional — atau mencari klub Eropa lain yang bisa memberinya peluang lebih besar masuk tim utama.
Keputusan Ivar Jenner untuk meninggalkan FC Utrecht menandai akhir dari sebuah fase — di mana ia sempat berharap menembus tim utama, namun kenyataan menit bermain yang minim membuat jalan itu tertutup. Kini, dengan fokus kembali ke Timnas Indonesia dan kemungkinan bergabung klub baru — seperti Persija — Ivar membuka babak baru dalam kariernya.
Langkah ini bisa menjadi titik balik apakah kariernya akan melejit dengan menit bermain reguler dan tampil di SEA Games? Atau justru tantangan baru menantinya di liga domestik maupun luar negeri? Waktu — dan performa — akan menjawabnya.(Deddy Haryadi)

















