Jajaran Redaksi INSKA NEWS Mengucapkan Selamat dan Sukses untuk Wisata Ketep Pass ke-23

INSKA NEWS

INSKA NEWS,Magelang – Jajaran Direksi dan Redaksi INSKA NEWS mengucapkan selamat dan sukses atas peringatan ke-23 Wisata Ketep Pass Tahun 2025, yang berlokasi di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Maman Suparman selaku Pemimpin Redaksi INSKA NEWS berharap agar Ketep Pass semakin maju dan sukses, serta senantiasa menjadi dambaan masyarakat baik lokal maupun mancanegara sebagai destinasi wisata unggulan. Ia juga berharap agar Ketep Pass tetap mempertahankan kultur lokal yang ada, sambil terus berinovasi dengan wisata-wisata modern dan terkini, serta menjadikan pengembangan wisata secara berkelanjutan (sustainable) sebagai pijakan utama agar semua fasilitas di daerah dapat bersinergi, sehingga bisa menjadi ikon kota Magelang khususnya.

Ketep Pass adalah objek wisata alam yang mengusung tema edukasi vulkanologi dan panorama pegunungan.

Secara formal, Ketep Pass diresmikan pada 17 Oktober 2002 sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Lokasi Ketep Pass berada di Puncak Bukit Sawangan, antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, dengan ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut.

Dalam perkembangannya, Ketep Pass berubah dari sekadar titik pemantauan aktivitas vulkanik menjadi destinasi wisata dengan fasilitas edukatif dan panorama alam.

Ada catatan bahwa kawasan Ketep Pass sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda, sebagai titik singgah atau istirahat dalam perjalanan melalui jalur pegunungan.

Seiring waktu, pengelola terus mengembangkan sarana dan wahana untuk menarik minat pengunjung, termasuk penambahan menara pandang (Menara Langit Merapi), skywalk, dan penataan ulang gardu pandang, kios UMKM, dan fasilitas pendukung lainnya.

Ketep Pass menawarkan kombinasi panorama alam, edukasi vulkanologi, dan fasilitas rekreasi modern. Berikut beberapa fasilitas dan wahana unggulan yang bisa dinikmati oleh pengunjung:

Fasilitas Museum Vulkanologi Luas sekitar ± 550 m², menampilkan miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif dokumen vulkanologi, contoh batu letusan, poster dan foto aktivitas gunung.
Bioskop mini / Teater Vulkanologi Kapasitas sekitar 75–78 orang, memutar film dokumenter (~ 25 menit) tentang sejarah dan aktivitas Gunung Merapi.
Teropong atau Observatorium Ada dua teropong di Panca Arga dan Gardu Pandang yang memungkinkan pengunjung melihat panorama Gunung Merapi, Merbabu, dan deretan gunung lain.
Pelataran Panca Arga Salah satu titik tertinggi di kawasan Ketep Pass, dari sini pengunjung bisa melihat lima gunung: Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet.
Gardu Pandang / Gazebo Beberapa gardu pandang dan gazebo model segi delapan maupun bentuk persegi panjang untuk menikmati alam sekitar.

Menara Langit Merapi Wahana baru yang diluncurkan sekitar tahun 2023, memungkinkan pengunjung melihat panorama 360° ke beberapa gunung.
Skywalk Jembatan jalan kaki (skywalk) yang menghubungkan prasasti Ketep Pass ke lantai dua gardu pandang, memberi pengalaman berjalan di atas udara.
Volcanoz Café & View / Restoran / Kafe / Warung Tempat bersantai dengan pemandangan, minuman dan kuliner lokal.
Fasilitas umum Mushola, toilet, area parkir luas, kios UMKM & souvenir, ruang istirahat, jalur pedestrian.

Beberapa proyek pengembangan lebih lanjut juga tengah dijalankan, antara lain pembangunan gardu pandang tiga lantai dengan kapasitas tiap lantai sekitar 130 orang dan skywalk delapan meter panjang 18 meter.

Dengan usia peringatan yang ke-23, Ketep Pass berada di titik yang strategis untuk terus berkembang. Berikut beberapa harapan dan catatan penting yang bisa menjadi pijakan:

1. Inovasi dan pembaruan berkelanjutan
Untuk tetap menarik bagi wisatawan modern, Ketep Pass harus terus berinovasi—misalnya memperkaya wahana interaktif, memanfaatkan teknologi (AR/VR edukatif), serta mempercantik fasilitas pendukung tanpa mengabaikan nilai budaya lokal.

2. Pelestarian kultur dan kearifan lokal
Agar tidak kehilangan identitas, pengembangan wisata harus tetap merangkul budaya lokal (misalnya tradisi, seni, cerita rakyat setempat), serta melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaan.

3. Keberlanjutan lingkungan (sustainability)
Dengan berada di zona rawan aktivitas vulkanik (sekitar 9 km dari puncak Merapi) , keamanan dan mitigasi risiko bencana harus menjadi prioritas. Penerapan sistem pemantauan terkini, edukasi pengunjung, dan koordinasi dengan lembaga geologi perlu diperkuat.

4. Penguatan jaringan wisata penunjang
Ketep Pass dapat menjadi destinasi penopang jalur wisata utama seperti Borobudur, Solo, dan Yogyakarta. Oleh karena itu, infrastruktur akses, transportasi, promosi lintas destinasi, dan kerjasama lintas kabupaten perlu diperkuat.

5. Keterlibatan publik dan branding
Membangun branding yang kuat (misalnya “Laboratorium Hidup Gunung Merapi”) dan melibatkan komunitas, pelajar, media, dan influencer akan memperluas eksposur dan meningkatkan kunjungan dari wisatawan domestik maupun mancanegara (seperti Malaysia, China, Eropa) yang sudah mulai hadir di Ketep Pass.

Dengan semangat peringatan ke-23, semoga Ketep Pass semakin berkembang, tetap menjadi ikon wisata alam dan edukasi di Jawa Tengah, serta terus menjadi kebanggaan masyarakat Magelang dan Indonesia. Salam sukses dan terus berkembang dari INSKA NEWS.(mmn)

Also Read

Tags