INSKA NEWS, Karawang – Monumen Rawa Gede yang berada di Desa Balong Sari, Kecamatan Rawa Merta, Kabupaten Karawang Jawa Barat, menyimpan kisah pilu dan tragis dimasa lalu.
Peristiwa itu dilakukan Tentara Belanda saat agresi Militer pertama, pada tahun 1945 hingga 1949 telah memakan banyak korban jiwa yang menewaskan 431, mayoritas adalah masyarakat sipil tak bersalah.
Dalam serangan yang di lancarkan secara tiba-tiba disubuh buta itu, nama Lukas kustaryo disebut berulangkali orang yang paling dicari Tentara Belanda pada tragedi tersebut.

Lukas Kustaryo merupakan tokoh pejuang yang paling berpengaruh pada masa-masa perang kemerdekaan kala itu, dan Dia sekaligus Komandan Kompi Batalyon Tajimalela Divisi Siliwangi Karawang Bekasi.
Tentara Belanda memburu Lukas yang saat itu bergerilya disekitar Rawa Gede,Tentara Belanda tidak terima karena Lukas telah menghabisi banyak prajurit Belanda dengan cara menyamar lalu menyergap dengan cara menusuknya.
Sukarman sejarawan dan sekaligus pendiri monumen Rawa Gede, ketika dihubungi Kamis (13/02/2015) menceritakan peristiwa tersebut dan keberadaan Monumen Rawa Gede.
“Monumen dibangun tanggal 9 Desember 1995, dengan bapak Tayo Tarmadi, itulah yang menciptakan monumen ini karna pernah ada peristiwa yang bersejarah, uangnya juga boleh ngumpulin dari masyarakat di Hotel Bestin dengan beliau”, tutur Sukarman.
Sukarman yang juga pernah menjabat Anggota DPRD kabupaten Karawang selama 2 periode, 1987 -1992 hingga 1997, lebih lanjut mengatakan uang pembangunan nya dari swadaya masyarakat.
“Alhamdulillah Uangnya dari masyarakat Umum”, ucap Sukarman.
“Monumen diresmikan bulan juli 1996 bulan 11 saya undang pak Lukas, Dia pangkatnya terakhir pensiun Brigadir Jendral dan dipertemukan dengan pak Sa,i yang ditembak dua kali masih hidup yang digambar itu ya”, jelas Sukarman.
Lebih lanjut Sukarman mengatakan bahwa ada kunjungan 20 orang Wisatawa sejarawan dan juga pejabat dari Belanda yang datang hari kamis tanggal 6 februari 2025.
“Karna waktu saya menggugat HAM di Negara Belanda Dia pada nonton gitu, setelah gugatan saya menang maka berkeinginan kepada kedutaan Dia berziarah ke Rawa Gede, banyak ibu – ibu yang nangis mengenang sejarah betapa kejam tentara Belanda menembak 431 orang dalam satu hari”, imbuh Sukarman.
(Rifa)

















